Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kota Mojokerto Sekertariat Jl. Gajahmada No. 100 Kota Mojokerto

Selasa, 30 Mei 2017

Perkuat Program KB, Tingkatkan Kualitas SDM



Kota Mojokerto merupakan kota terpadat ketiga di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang. Akibat dari kepadatan penduduk bagi pertumbuhan peduduk, jika Kota Mojokerto tidak dapat menekan laju pertumbuhannya maka akan berdampak, pertama kepada pelayanan pendidikan maupun kesehatan. “Yang kedua adalah dampak lingkungan di Kota Mojokerto akan terancam’dengan kepadatan penduduk, dan ketiga adalah masalah perekonomian” terang Mas’ud Yunus, Wali Kota Mojokerto membuka acara rapat kerja program keluarga berencana, Rabu (24/5) di Pendopo Graha Praja Wijaya pemkot Mojokerto. Dijelaskan Mas’ud Yunus, bahwa tidak ada artinya Kota Mojokerto meningkatkan perekonomian apabila tidak dapat menekan laju pertumbuhan penduduk. “Karena itulah, program keluarga berencana di Kota Mojokerto ini harus sukses. Dan Alhamdulillah angka kelahiran kita cuma 1,8 ini sudah dibawah rata-rata Jawa timur,” jelasnya. Ini artinya berkat dorongan dan dukungan dari semua pihak, program KB di Kota Mojokerto dapat sukses.
Untuk mensukseskan program KB, langkar promotif dan preventif yang dilakukan Pemkot Mojokerto adalah dengan menekan angka perkawinan usia dini, yaitu perkawinan di bawah usia 20 tahun. “Salah satu yang dilakukan Pemerintah Kota Mojokerto yaitu dengan memberikan motivasi. Diantaranya Pemkot telah memberikan beasiswa kepada warga yang tidak mampu, setelah lulus SMA diberikan beasiswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Agar anak-anak setelah lulus SMA tidak buru-buru nikah,” tuturnya. Pemerintah dalam hal ini Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana juga membentuk pusat informasi konseling remaja (PIK-R) di masing-masing sekolah. Sasarannya yaitu bagamiana angka perkawinan usia dini itu bisa terus ditekan. Dimasyarakat juga telah dibentuk PIK-M. Ini sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya mengawinkan anaknya setelah dewasa dalam arti jasmani dan rohani. Peningkatan sumber daya manusia harus dimulai dari perkawinan yang siap. Artinya melahirkan anak di usia diatas 20 tahun bagi perempuan. “Kesadaran ini yang harus diberikan kepada masyarakat melalui petugas KB, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama. Kesadaran untuk mengikuti program KB juga harus ditingkatkan dan diprioritaskan,” seru Wali Kota. (kha, Rr-Humas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar