Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kota Mojokerto Sekertariat Jl. Gajahmada No. 100 Kota Mojokerto

Selasa, 04 September 2018

WAKIL WALIKOTA MOJOKERTO MELEPAS JEMAAH CALON HAJI KLOTER 78


Sebanyak 125 Jemaah Calon Haji (JCH) Kota Mojokerto dilepas oleh Wakil  Walikota Mojokerto Ir. H. Suyitno, M.Si, minggu 12/8/2018.  Pelepasan secara resmi digelar dalam upacara pemberangkatan yang digelar di Pendopo Graha  Praja Wijaya Pemkot Mojokerto dengan dihadiri oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Mojokerto. H. Soheh kepala staf urusan Haji  Kementerian Agama  Kota Mojokerto melaporkan bahwa, jumlah  calon jemaah yang sudah melakukan  pelunasan sebanyak 128 (Seratus Dua Puluh Delapan) orang, 1 (satu) orang dari Petugas Haji.   Dari jumlah tersebut  jemaah mutasi masuk sebanyak 12 (Dua Belas) orang dan jemaah mutasi keluar sebanyak 15 (Lima Belas) orang.  Sehingga jumlah jemaah yang riil berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekkah Al Mukaromah tahun ini sebanyak laki-laki 53 (Lima Puluh Tiga) orang  dan perempuan 72 (Tujuh Puluh Dua) orang. Jemaah Kota Mojokerto ini masuk kloter 78 bersamaan dengan jemaah  asal Jombang dan Gresik. Jemaah termuda usia 20 tahun atas nama Rifki Tommy Naufal dan jemaah tertua usia 77 tahun atas nama Mariati Binti Merto. Jemaah Haji adalah merupakan duta yang dipilih oleh Allah untuk melaksanakan ibadah haji ke tanah suci mekah.  Sebagai duta yang dipilih  Allah tentu senantiasa akan diberikan kemudahan, Allah akan mengganti  rejeki  yang digunakan untuk ibadah ini.
Tujuan mulia dari ibadah haji  untuk pembentukan jiwa dan  kehidupan bermasyarakat, mendapatkan pengampunan agar bisa masuk surga. Berhaji serasa tidak lagi memikirkan dunia,oleh karena itu tidak sedikit orang yang beribadah haji meninggalkan semua perhiasan dan sarana yang mewah yang dimilikinya. Berhaji hanya memakai baju ihram seperti sedang menampakkan kemiskinannya di hadapan Allah. Dia juga melupakan dunia dan semua kesibukannya, yang dalam kesehariannya merupakan hal yang mengganggu keikhlasannya kepada Allah. Kondisi itu menyebabkan jemaah berhak mendapatkan ampunan dan rahmat Allah serta Mabrur. Menjadi Haji Mabrur adalah harapan semua Jemaah. Haji mabrur adalah haji yang tidak tercampuri kemaksiatan. Haji mabrur adalah haji yang dijalankan dengan penuh ketaatan sehingga tidak tercampur dengan dosa. Haji mabrur kecuali surga”  adalah bahwa ganjaran bagi orang dengan haji mabrur tidak hanya sebatas penghapusan sebagian dosa. Mabrur itu yang mengharuskan ia masuk surga.Haji mabrur adalah haji maqbul (diterima) dan dibalas dengan al-birr (kebaikan) yaitu pahala. Sedang bukti bahwa haji seseorang itu maqbul atau mabrur adalah ia kembali menjadi lebih baik dari sebelumnya dan tidak mengulangi perbuatan maksiat. “Ada pendapat yang mengatakan: ‘Haji mabrur adalah haji yang diterima yang dibalas dengan kebaikan yaitu pahala. Sedangkan pertanda diterimanya haji seseorang adalah kembali menjadi lebih baik dari sebelumnya dan tidak mengulangi melakukan kemaksiatan. Haji mabrur adalah haji yang tidak ada riya. Haji mabrur adalah haji yang tidak diiringi kemaksiatan. Ciri-ciri Haji mabrur menurut para ulama antara lain, ibadahnya, solatnya semakin tekun.  Amal jariahnya semakin pasti dan tidak menjadi kikir. perbuatannya lebih baik daripafa sebelumnya dan tidak mengulangi perbuatan yang maksiat. Pada kesempatan tersebut, secara  pribadi dan atas nama pemerintah kota mNMjokerto  wawali menyampaikan  selamat kepada 125 orang calon jamaah haji kota mojokerto  yang mendapat kesempatan untuk menunaikan ibadah haji di tahun ini dan  semoga menjadi haji mabrur.  untuk memperoleh haji mabrur pesan wawali,   harus diawali dengan niat yang tulus mengharap ridha allah subhana wata’ala,  diikuti dan laksanakan seluruh rangkaian manasik haji sesuai dengan cara yang diajarkan oleh allah dan rasul-nya. selain itu harus pula dijauhi hal-hal yang dapat mengurangi dan bahkan menghilangkan kemabruran haji, seperti perbuatan dosa yang disebabkan oleh sifat-sifat tercela, sombong, iri hati, dan adu domba. Perlu diingat bahwa ibadah haji ini akan diikuti oleh umat muslim dari indonesia yang terdiri dari berbagai suku, dan juga oleh umat muslim di seluruh dunia, yang kesemuanya memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Oleh karena itu, adanya perbedaan maupun kesenjangan budaya, ini harus disikapi dengan arif dan bijaksana, sehingga tidak menimbulkan gesekan antara calon jamaah haji, yang akhirnya dapat menimbulkan pertengkaran maupun perpecahan. “Harapan saya, saudara-saudara dapat mengendalikan emosi dan bersabar dalam berinteraksi dengan saudara-saudara sesama muslim, serta mengedepankan tolong menolong, gotong royong dan rasa kebersamaan”.kata wawali. Mengingat pelaksanaan ibadah haji lajutnya, membutuhkan daya tahan fisik yang kuat, oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini, orang nomor dua ini berpesan kepada calon jamaah haji kota mojokerto untuk dapat menjaga asupan makanan dan minuman, menjaga stamina, serta mengatur waktu beristirahat, dengan harapan agar bapak, ibu, dan saudara sekalian dapat menjalankan seluruh syarat, tata cara dan rukun haji dengan baik dan sempurna.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar