Sebanyak 125 Jemaah Calon Haji (JCH) Kota
Mojokerto dilepas oleh Wakil Walikota Mojokerto Ir. H. Suyitno, M.Si,
minggu 12/8/2018. Pelepasan secara resmi digelar dalam upacara
pemberangkatan yang digelar di Pendopo Graha Praja Wijaya Pemkot
Mojokerto dengan dihadiri oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota
Mojokerto. H. Soheh kepala staf urusan Haji Kementerian Agama Kota
Mojokerto melaporkan bahwa, jumlah calon jemaah yang sudah
melakukan pelunasan sebanyak 128 (Seratus Dua Puluh Delapan) orang, 1
(satu) orang dari Petugas Haji. Dari jumlah tersebut jemaah
mutasi masuk sebanyak 12 (Dua Belas) orang dan jemaah mutasi keluar sebanyak 15
(Lima Belas) orang. Sehingga jumlah jemaah yang riil berangkat menunaikan
ibadah haji ke Mekkah Al Mukaromah tahun ini sebanyak laki-laki 53 (Lima Puluh
Tiga) orang dan perempuan 72 (Tujuh Puluh Dua) orang. Jemaah Kota
Mojokerto ini masuk kloter 78 bersamaan dengan jemaah asal Jombang dan
Gresik. Jemaah termuda usia 20 tahun atas nama Rifki Tommy Naufal dan jemaah
tertua usia 77 tahun atas nama Mariati Binti Merto. Jemaah Haji adalah
merupakan duta yang dipilih oleh Allah untuk melaksanakan ibadah haji ke tanah
suci mekah. Sebagai duta yang dipilih Allah tentu senantiasa akan
diberikan kemudahan, Allah akan mengganti rejeki yang digunakan
untuk ibadah ini.
Tujuan
mulia dari ibadah haji untuk pembentukan jiwa dan kehidupan
bermasyarakat, mendapatkan pengampunan agar bisa masuk surga. Berhaji serasa
tidak lagi memikirkan dunia,oleh karena itu tidak sedikit orang yang beribadah
haji meninggalkan semua perhiasan dan sarana yang mewah yang dimilikinya.
Berhaji hanya memakai baju ihram seperti sedang menampakkan kemiskinannya di
hadapan Allah. Dia juga melupakan dunia dan semua kesibukannya, yang dalam
kesehariannya merupakan hal yang mengganggu keikhlasannya kepada Allah. Kondisi
itu menyebabkan jemaah berhak mendapatkan ampunan dan rahmat Allah serta
Mabrur. Menjadi Haji Mabrur adalah harapan semua Jemaah. Haji mabrur adalah
haji yang tidak tercampuri kemaksiatan. Haji mabrur adalah haji yang dijalankan
dengan penuh ketaatan sehingga tidak tercampur dengan dosa. Haji mabrur kecuali
surga” adalah bahwa ganjaran bagi orang dengan haji mabrur tidak hanya
sebatas penghapusan sebagian dosa. Mabrur itu yang mengharuskan ia masuk
surga.Haji mabrur adalah haji maqbul (diterima) dan dibalas
dengan al-birr (kebaikan) yaitu pahala. Sedang bukti bahwa
haji seseorang itu maqbul atau mabrur adalah ia kembali menjadi lebih baik dari
sebelumnya dan tidak mengulangi perbuatan maksiat. “Ada pendapat yang
mengatakan: ‘Haji mabrur adalah haji yang diterima yang dibalas dengan kebaikan
yaitu pahala. Sedangkan pertanda diterimanya haji seseorang adalah kembali
menjadi lebih baik dari sebelumnya dan tidak mengulangi melakukan kemaksiatan.
Haji mabrur adalah haji yang tidak ada riya. Haji mabrur adalah haji yang tidak
diiringi kemaksiatan. Ciri-ciri Haji mabrur menurut para ulama antara lain,
ibadahnya, solatnya semakin tekun. Amal jariahnya semakin pasti dan tidak
menjadi kikir. perbuatannya lebih baik daripafa sebelumnya dan tidak mengulangi
perbuatan yang maksiat. Pada kesempatan tersebut, secara pribadi dan atas
nama pemerintah kota mNMjokerto wawali menyampaikan selamat kepada
125 orang calon jamaah haji kota mojokerto yang mendapat kesempatan untuk
menunaikan ibadah haji di tahun ini dan semoga menjadi haji mabrur.
untuk memperoleh haji mabrur pesan wawali, harus diawali
dengan niat yang tulus mengharap ridha allah subhana wata’ala, diikuti
dan laksanakan seluruh rangkaian manasik haji sesuai dengan cara yang diajarkan
oleh allah dan rasul-nya. selain itu harus pula dijauhi hal-hal yang dapat
mengurangi dan bahkan menghilangkan kemabruran haji, seperti perbuatan dosa
yang disebabkan oleh sifat-sifat tercela, sombong, iri hati, dan adu domba.
Perlu diingat bahwa ibadah haji ini akan diikuti oleh umat muslim dari
indonesia yang terdiri dari berbagai suku, dan juga oleh umat muslim di seluruh
dunia, yang kesemuanya memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Oleh karena
itu, adanya perbedaan maupun kesenjangan budaya, ini harus disikapi dengan arif
dan bijaksana, sehingga tidak menimbulkan gesekan antara calon jamaah haji,
yang akhirnya dapat menimbulkan pertengkaran maupun perpecahan. “Harapan saya,
saudara-saudara dapat mengendalikan emosi dan bersabar dalam berinteraksi dengan
saudara-saudara sesama muslim, serta mengedepankan tolong menolong, gotong
royong dan rasa kebersamaan”.kata wawali. Mengingat pelaksanaan ibadah haji
lajutnya, membutuhkan daya tahan fisik yang kuat, oleh karena itu pada
kesempatan yang baik ini, orang nomor dua ini berpesan kepada calon jamaah haji
kota mojokerto untuk dapat menjaga asupan makanan dan minuman, menjaga stamina,
serta mengatur waktu beristirahat, dengan harapan agar bapak, ibu, dan saudara
sekalian dapat menjalankan seluruh syarat, tata cara dan rukun haji dengan baik
dan sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar