Belajar diwaktu kecil ibarat mengukir diatas air
sebaliknya belajar sewaktu dewasa bagaikan mengukir diatas batu. Perumpamaan
itu dapat kita rasakan dan kita buktikan ketika kita pembelajaran diawali sejak
dini jauh lebih mudah. Seperti halnya para siswa SMA/MA/SMK Kota
Mojokerto yang mengikuti kegiatan peduli lingkungan yang dibina oleh Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto melalui gerakan pramuka saka
kalpataru. Seperti kita ketahui
Kementerian Lingkungan Hidup (LH) dan Gerakan Pramuka membentuk Satuan Karya
(Saka) Kalpataru, yang disahkan dalam Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka di
Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pembentukan Saka Kalpataru berdasarkan Surat
Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka nomor : 13/Munas/2013, pada
tanggal 5 Desember 2013 dan sebagai tindak lanjutnya, telah dilantik Majelis
Pembimbing (Mabisaka) dan Pimpinan Satuan Karya (Pinsaka) Kalpataru Nasional
untuk masa bakti 2014-2019.Untuk Kota Mojokerto, DLH
sudah menggagas Saka Kalpataru ini sejak tahun 2017 lalu melalui surat
keputusan Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Daerah Kota
Mojokerto.
Kegiatanpun sudah dilaksanakan sebagai aksi nyata bahwa
Saka kalpataru sebagai salah satu karya gerakan pramuka yang peduli dengan
lingkungan hidup. Ada 3 (tiga) Krida yang menjadi goal dari saka kalpataru
yaitu krida konservasi keanekaragaman hayati, 3 R (Reduse, Reuse dan Recycle)
serta krida Perubahan Iklim. Amin Wachid Kepala DLH Kota Mojokerto mengatakan,
Saka Kalpataru Kota Mojokerto telah melaksanakan kemah hijau kedua kalinya. Tahun
ini tahun ini dilaksanakan tanggal 27 sampai dengan 29 Maret di Wana Wiyata
Widya Karya Kabupaten Pasuruan. Sebanyak 39 siswa yang sudah siap
menjadi anggota Saka Kalpataru terdiri dari 22 putra dan 17
putri. Tujuan kemah hijau ini adalah mendekatkan diri anak-anak muda
mulai mencintai lingkungan sejak dini dan berkelanjutan. Selanjutnya kegiatan
saka hijau ini melaksanakan kegiatan latihan secara rutin satu minggu sekali.
Menurut informasi dari kakak pembina, latihan pramuka Saka Kalpataru bertempat
di TPA Randegan. Kak Edy dan kak Sandi saat dikonfirmasi rencana
kedepan untuk pengembangan Saka Kalpataru ini disesuaikan dengan misi yang ada
yakni spesialisasi bidang lingkungan dengan 3 krida. Dipilihnya
tempat TPA adalah bermaksud mengembangkan kawasan TPA sebagai kawasan wisata
dan edukasi. “saat pelatihan anak-anak diajari cara budidaya sayur
mayur, membuat pupuk kompos, cara pemilahan sampah dan kerajinan daur ulang
serta giat yang lain” kata Kak edy yang juga pembina pramuka di SMPN 8 saat mengunjungi
TPA.(ri).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar