PEMBINAAN
AGAMA ISLAM PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN DI LAPAS KELAS II B Pembinaan keagamaan
mampu membentuk mental positif bagai nara pidana yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran melaksanakan ajaran-ajaran agama dan meningkatkan
pengetahuan mereka. Hal tersebut disampaikan Dra. Hj. Nurhidayah, Penyuluh
Agama Islam Kantor Kemenag Kota Mojokerto, hari Rabu tanggal 9 Agustus 2017
pada acara Pembinaan agama Islam pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B, jalan
Taman Siswa Kota Mojokerto. Selain itu melalui pembinaan keagamaan itu, dapat
memantapkan kembali harga diri dan kepercayaan diri dari warga binaan. Kata
Nurhidayah. Ia menambahkan ada enam pilar karakter yang dibentuk melalui
pembinaan keagamaan bagi setiap narapidana, yakni kejujuran, rasa percaya diri,
rasa hormat, rasa tanggung jawab, rasa kepedulian dan toleransi.
Menurutnya
karakter tersebut tidak bisa ditanamkan sengan serta merta pada diri nara
pidana, namun dciperlukan program pembinaan yang sistematis dan
berkesinambungan. Maka dari itu, lanjutnya memilih melakukan pembinan
keagamaan, sebagaai upaya untuk merehabilitasi moral dan mental serta dapat
meningkatkan iman sebagai bentuk karakter dari warga binaan yang ada di Lapas
tersebut. “ Dengan pembinaan keagamaan, dapat membangkitkan rasa kepercayaan
terhadap Tuhan serta dapat menyadarkan napi dari perbuatan yang melanggar
hukum. Ujarnya. Ia menambahkan, berbagai metode dalam pembinaan keagamaan bagi
para napi untuk mencapai sasaran serta tujuan dari pembinaan keagamanaan telah
dilakukan di Lapas Kelas II B. Langkah pembinaan yang telah dilakukan di Lapas
tersebut berupa pengajian, bimbingan solat dan doa, sholat jumat dan sholat
berjamaah, dialog agama. Adapun materi pembinaan berkisar tentang aqidah atau
keimanan, keislaman atau syariah dan materi aklak atau budi pekerti. Oleh
karena itu Masih Kata nurhidayah Pembinaan keagamaan ini sangat penting untuk
mencapai sepuluh prinsip pemasyarakatan, sehingga pada akhirnya narapidana yang
dibina dilapas bisa menjadi manusia yang memiliki mental dan moralitas yang
baik. Disamping itu integrasi pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian
juga dapat terwujud dengan baik. Untuk meningkatkan kualitas program-program
pembinaan yang diterapkan tidak hanya berasal dari Kemenag saja, melainkan ada
beberapa OPD yang terkait untuk melakukan pembinaan sesuai dengan bidangnya
masing-masing misalnya. Pertama, untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kepada
tuhan Yang Maha Esa, sikap dan perilaku, dijalin kemitraan dan kerja sama
dengan Kemenag kota Mojokerto dan organisasi keagamaan lainnya. Kedua, untuk
meningkatkan kualitas intelektual, kecintaan dan kesetiaan kepada bangsa dan
Negara dijalin kemitraan dengan Dinas pendidikan. Ketiga, untuk meningkatkan
kualitas profesionalisme / ketrampilan, dijalin kemitraan dengan Diskoumnaker
dan untuk meningkatkan kualitas kesehatan jasmani dan rokhani dijalin kemitraan
dengan Dinas Kesehatan. Demikian juga peran serta masyarakat juga harus
dipandang sebagai aspek integral dari upaya pembinaan ini sehingga dukungan
masyarkat sangat diperlukan dalam mencapai tujuan yang diinginkan dalam
pembinaan pada warga lembaga pemasyarakatan. (Orz).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar