Suudiyah, SH, M.Pd, dari anggota PWRI
Cabang Kota Mojokerto menyebutkan bahwa kenaikan angka harapan hidup di Kota
Mojokerto merupakan hal yang baik, yang perlu diikuti dengan upaya
mensejahterakannya. Hal tersebut disampaikan kepada reporter Palapa hari Jum’at
tanggal 11 Agustus 2017 ketika suudiyah
mengikuti senam , jalan sehat
dan cek kesehatan dalam rangka menyambut
peringatan Hari Ulang Tahun ke – 55 PWRI dan memeriahkan HUT Kemerdekaan
Republik Indonesia ke – 72. Bertempat di Halaman depan Gelora A. Yani
Kota Mojokerto. Suudiyah berpendapat
penduduk yang dikategorikan sebagai lanjut usia atau adiyuswa (usia anggota PWRI) adalah penduduk yang
berusia 60 tahun keatas. Tak sedikit yang berpandangan bahwa adiyuswa adalah
kelompok masyarakat yang tidak lagi produkktif. Hal tersebut diikuti dengan
rentannya adiyuswa menghadapi berbagai penyakit yang kemudian menjadi adyuswa
sebagai beban bagi keluarga.
Meningkatnya jumlah adiyuswa di sejumlah negara
termasuk Indonesia umumnya dan khususnya Kota Mojokerto menuntut peran serta
masyarakat dan pemerintah untuk mendorong adiyuswa tetap aktif, sehat,
produktif sehingga menjadi aset ketahanan nasional. Kata Suudiyah. Melihat
pentingnya hal tersebut Suudiyah, solusi hidup sehat, bahagia, dan berguna di
usia tua, menuju adiyuswa sehat , aktif dan produktif kita harus beranggapan
bahwa adiyuswa adalah usia yang indah. Oleh karena itu, adiyuswa perlu menjaga
kesehatannya agar bisa tetap aktif
seperti saat ini para anggota PWRI dan lansia di Kota Mojokerto masih ikut
berpartisipasi dalam kegiatan senam dan jalan sehat. Karena itu kesehatan adiyuswa juga perlu
dibangun dengan olah raga rutin. Ditambahkan oleh Suudiyah untuk mendukung
kesehatan adiyuswa Pemerintah Kota Mojokerto menyediakan layanan Posyandu
lansia yang saat ini juga telah tersebar di seluruh Indonesia. Lebih lanjut
Suudiyah berharap agar adiyuswa termasuk anggota PWRI di Kota Mojokerto tetap
sehat, aktif, mandiriri dan produktif. “ Saya sangat mengharapkan, jangan ada
adiyuswa/anggota PWRI yang sakit dan menjadi miskin karena kesehatan atau
membebani anak cucu. Ungkap wanita yang pernah menjabat sebagai kepala BKD dan
Dinas intansi lainnya ini. Untuk itu Adiyuswa/lansia memiliki peran sentral dalam mengawal
keberhasilan pembangunan negara.
Demikian pula kata anggota PWRI lainnya menyatakan bahwa ketahanan
nasional perlu selalu ditingkatkan dengan melibatkan seluruh kompunen bangsa,
baik yang muda maupun yang tua termasuk anggota PWRI. Adapun keberhasilan
pembangunan, kata Suudiyah ditunjukkan dengan meningkatnya usia harapan hidup
secara signifikan. Hal tersebut harus disikapi dengan baik agar bertambahnya
jumlah lansia tidak menjadi beban negara, tetapi penopang pembangunan ke depan.
Oleh karena itu, pemberdayaan lansia sebagai sumber daya manusia yang sehat dan
produktif perlu dilakukan” perlu ada peningkatan layanan kesehatan dan
penyediaan lapangan kerja yang sesuai dengan usia lansia. Suudiyah melalui
tabloid palapa ini juga mengingatkan agar para lansia / anggota PWRI / adiyuswa
membatasi makanan berlemak, makanan manis, makanan yang mengandung tepungan,
serta makanan peningkat asam urat. Adiyuswa lanjutnya perlu memperbanyak konsumsi
buah dan sayur-sayuran segar, air putih yang cukup, batasi garam dan pilih cita
rasa makanan yang netral. Selain itu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
lakukan olah raga minimal 3 hari per Minggu. Pungkasnya (Orz).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar