Pemerintah Kota
Mojokerto melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian mendorong
keseluruhan 26 (dua puluh enam) Kelompok Wanita Tani (KWT), dalam
rangka mewujudkan ketahanan pangan dengan memanfaatkan lahan di wilayah
perkotaan bersistem urban farming (pertanian kota).Kepala Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Drs. R. Happy Dwi Prastiawan, M.Si mengatakan, bagi
Kelompok Wanita Tani yang sudah mendapatkan bantuan dari Pusat/APBN agar
dikelola dengan baik dan secara berkesinambungan, saya harapkan jangan kalau
ada bantuan saja kegiatan berjalan, tetapi untuk selanjutnya kegiatan pada
Kelompok Wanita harus terus berkesinambungan. Ujar Happy pada acara pertemuan
Kelompok Wanita Tani hari, Selasa tanggal 31 Agustus 2018 di Ruang Pertemuan
DKP 2, yang disampaikan oleh Ir. Anggarwati Utami, Koordinator PPL, hari
Kamis (2/8/2018) di Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Jalan
Suromulang Surodinawan. Maksud dan tujuan pertemuan KWT adalah untuk
menyongsong persiapan lomba pemanfaatan pekarangan, semua KWT diharapkan
mengikuti lomba tersebut yang akan dilaksanakan awal bulan September 2018
mendatang. Dia menuturkan adanya kelompok wanita tani dapat menjadi solusi
pengembangan urban farming. Setiap kelompok bisa membuat atau membangun kebun
bibit, memanfaatkan pekarangan rumah tangga, atau pembinaan anak-anak seputar
tanaman baik buah maupun sayuran.
''Untuk melaksanakan program ini, KWT diberi
bantuan dana cukup besar bersumber dari APBN,. Bagi kelompok wanita tani
yang ada ini sudah mendapatkan dana, dan wajib menjalankan programnya,
seperti KWT – KWT lain yang sudah melaksanakan program KRPL,'' katanya. Menurut
Happy, Kota Mojokerto memang tidak memiliki lahan terbuka yang luas.
Karena itu, pemanfaatan lahan pekarangan jadi salah satu solusi minimnya lahan
tersebut untuk dikembangkan dan menjadi lebih produktif. ''Maka, kami mendorong
setiap kelurahan bahkan sampai tingkat RW memiliki KWT. KWT ini nanti dapat
mengkoordinir pengembangan lahan pekarangan agar lebih produktif, seperti
ditanam sayuran, tabulanpot, maupun perikanan,'' Happy menambahkan bahwa
program tersebut bertujuan untuk memberdayakan rumah tangga dan
masyarakat dalam menyediakan sumber pangan dan gizi di sekitar pekarangan rumah
tinggal. Anggaran yang dikucurkan dari APBN itu untuk
mengoptimalisasi program pemanfaatan lahan pekarangan melalui KRPL. Dimana
program ini juga untuk meningkatkan kesadaran peran dan partisipasi masyarakat
dalam mewujudkan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman
(B2SA). "Bantuan ini kita berikan untuk 26 kelompok wanita tani agar
mereka bisa mengajak masyarakat lainnya mengisi pekarangan rumah menjadi sumber
pangan yang bergizi," Lebih lanjut Happy mengajak kalau ada hasil
sayuran jangan untuk kepentingan keluarga saja. Kalau menanamnya lebih luas
supaya dijual ke pasar modern (swalayan) karena hasil sayuran yang ditanam oleh
Wanita Kelompok Tani tidak kalah dengan daerah lain seperti tanaman sayuran
col, lombok, tomat, kacang panjang, terong. Disamping sayuran KWT ini juga
mengembangkan ikan di dalam kolam terpal, dikembangkan juga tanaman hidroponik
di wilayah Ketidur, Surodinawan, Meri dan Kelurahan Purwotengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar