Menjadi bahan diskusi
yang menarrik salah satu topic yang dibahas oleh peserta Monetoring dan
Evaluasi HIV /AIDS di kota Mojokerto. Pertemuan yang diselenggarakan oleh
Komisi Penanggulanan HIV/AIDS (KPA) Kota Mojokerto,rabu 11/7/2018di Aula Dinas Kesehatan
dengan lintas sector menjadi media yang efektif untuk menentuan langkah kedepan
dan strategi apa yang harus dilakukan. Salah satu pesertav dari
Kemenag,melontarkan ide persyaratan nikah dilengkapi dengan surat keteragan
bebas HIV/AIDS. Dengan salah satu syarat ini diharapkan dapat lebih
menekan merajalelanya penderita atau korban penyakit mematikan tersebut.
“ karena setiap orang utamanya generasi muda akan berhati-hati dalam menjaga
dirinya dari penyakit tersebut” kata Iva peserta dari Kemenag. Namun
setelah dikaji ulang, tampaknya tidak semudah itu bisa kita menerapkan.
Menurut Ny. Tadi sekretaris KPA yang juga didampingi dr. Sri Wahyuni
menjelskan, yang pertama persyaratan menikah itu bukan urusan KPA.
Tapi ide itu sebagai wacana,akan tetapi seandainya
diterapkan dan calon pasangan menikah itu terbukti ada yang positif berdasarkan
hasil laboratorium,maka kemungkinan besar yang terjadi pembatalan nikah
oleh salah satu pihak. Jika demikian maka munculah masalah lain, apalagi
jika semua persiapannikah sudah matang dan sudah banyak pengeluaran oleh pihak
keluarga. Ide lain juga
dimunculkan oleh Eny peserta dari Disporabudpar,bahwa salah satu program
kegiatan yang dilakukan seleksi gus dan yuk. Untuk ini diusulkan jika salah
satu persyaratkan adalah bebas HIV/AIDS. Gagasan ini juga didukung oleh pihak
kepolisian Polres Mojokerto Kota yang hadir. Akan tetapi ada hal yang
harus dilengkapi salah satunya adalah rergulasi. Misalnya diterbitkanPeraturan
Walikota Mojokerto tentang pernyaratan mengikuti seleksi Gus dan Yuk adalah
bebas HIV/AIDS. Jika persyaratan tersebut dilengkapi dengan legalitas,maka
hasilnya akan lebih baik. Generasi muda kita bisa terselamatkan dari bahaya
penyakit yang belum ada obatnya. Demikian juga dengan penyalahgunaan narkoba
yang sangat erat hubungannya dengan pendeirita HIV. Sebagai
orangtua/keluarga,dan masyarakat diharapkan mempunyai kepedulian dengan sekitar
kita.utamanya bagi para ODA “Jangan sampai kita jauhi atau
menganaktirikan.mereka.Mari kita beri support supaya bangkit kembali.
Penyakit HIV tidak menular hanya karena bersentuhan atau berciuman” kata dr.Sri
yang juga bertindak selaku narasumber. Menurut KPA,penderita HIV di Kota
Mojokerto terus bertambah,bahkan ada yang positif dari unsur ASN tanpa harus
menyebut nama dan jumlahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar